|
|
|
|
KabarIndonesia – Jakarta, 💳 Lowongan Kerja PT.Indomaret Resmi DibukaDapatkan pekerjaan dari PT.Indomaret lewat program COVID19. Segera mendaftar pengembangan kompetensi berupa bantuan biaya yang ditujukan untuk pencari kerja, pekerja ter-PHK, atau pekerja yang membutuhkan peningkatan kompetensi. Bantuan akan dikirimkan setiap bulan selengkapnya....
|
|
|
POLITIK
Waspadai Penumpang Gelap di Pilpres 2019
Oleh : Zohiri Kadir | 16-Mei-2019, 07:14:18 WIB
|
KabarIndonesia - Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargen menyebut, ada penumpang gelap yang ingin memanfaatkan ketegangan Pemilu 2019 untuk mengacaukan negara. "Saya menduga ini ada indikasi yang sangat kuat bahwa memang penumpang gelap ingin memanfaatkan ketegangan pemilu ini untuk menghancurkan negara," kata Boni dalam diskusi "Merawat Keindonesiaan" di kawasan Semanggi, Jakarta, Sabtu (10/5/2019). Menurut Boni Hargens, ketegangan pemilu bukan lagi soal menang atau kalah, bukan perkara ada kecurangan atau tidak, tetapi ada penumpang gelap yang ingin memanfaatkan situasi kegalauan politik yang dapat membahayakan eksistensi negara, ideologi negara, termasuk eksistensi NKRI. "Kepolisian sudah mengungkap ada bukti-bukti teroris JAD, bagian dari ISIS merancang bom untuk mengacaukan saat pengumuman hasil pilpres pada 22 Mei 2019. Saya kira ini indikasi kuatnya," ujarnya.
Dengan demikian, kata dia, menjelang pengumuman hasil pemilu pada 22 Mei 2019, masyarakat diimbau untuk tetap optimis dan tenang. Ia juga mengimbau agar masyarakat tidak terpecah belah. "Kita harus bersatu. Ini bukan lagi urusan Pak Prabowo melawan Pak Jokowi. Ini sudah urusan negara melawan kekuatan yang ingin menghancurkan republik," ungkapnya
Lebih lanjut, Boni menegaskan agar seluruh rakyat harus bersatu memberikan dukungan dan apresiasi yang kepada aparat keamanan, Polri, TNI, BIN serta KPU dan Bawaslu. "Mereka sudah bekerja dengan sangat keras dan mereka mengorbankan waktu dan tenaga mereka untuk kebaikan bangsa ini. Jangan sampai permainan satu dua orang kami sebut sebagai bandar politik, mengacaukan seluruh konstruksi demokrasi dan negara kita," tuturnya. Mari kita hentikan dan tahan diri untuk tidak terprovokasi oleh siapa pun di luar sana yang ingin menggalang massa dan menyerbu KPU. Kita harapkan masyarakat lebih bijaksana dibandingkan para elite politik," tambahnya
Diskusi itu di hadiri oleh Arbi Sanit, Guru Besar Universitas Indonesia,Adji Massardi , Mantas Juru bicara Presiden Abdurrahman wahid dan Indria Samego , Pengamat Politik dari LIPI .(*)
|
|
|
|
|