|
|
|
|
KabarIndonesia – Jakarta, 💳 Lowongan Kerja PT.Indomaret Resmi DibukaDapatkan pekerjaan dari PT.Indomaret lewat program COVID19. Segera mendaftar pengembangan kompetensi berupa bantuan biaya yang ditujukan untuk pencari kerja, pekerja ter-PHK, atau pekerja yang membutuhkan peningkatan kompetensi. Bantuan akan dikirimkan setiap bulan selengkapnya....
|
|
|
ROHANI
BUDAYA KAMSIAH (TERIMAKASIH) YANG NYARIS TERLUPAKAN
Oleh : Danny Melani Butarbutar | 16-Des-2019, 04:45:38 WIB
|
KabarIndonesia - Dalam kehidupan sehari-hari sebagai makhluk sosial, sesungguhnya banyak hal yang mengharuskan kita mengucapkan terimakasih kepada orang perorang-kelompok terutama kepada Sang Maha Pencipta.
Bahkan dalam berbagai pertemuan yang sifatnya formal, sudah menjadi kelaziman jika diawal acara akan terucap kata terimakasih (kamsiah). Karena rasanya kurang "sreg" jika pihak tuan rumah tidak menyampaikannya.
Kata KAMSIAH atau Terima Kasih diserap dari bahasa Hokian. Kata ini menjadi lebih dikenal masyarakat karena sering dipakai dalam komunikasi bisnis (dagang) dengan orang-orang Cina di berbagai kota.
Hanya sayangnya budaya Kamsiah atau budaya untuk berterima kasih ini tidak lagi banyak dipraktekan, bahkan telah dilupakan, terlebih di zaman now ini.
Penulis tidak hendak berpolemik tentang kata "Kamsiah" semata, tetapi lebih dari itu adalah menggugah kebiasaan kita untuk selalu mengucapkan terimakasih, atau ber-Terimakasih kepada pihak-pihak yang memberi sesuatu.
Cobalah renungkan kapan Anda terakhir kalinya mendapatkan ucapan KAMSIAH dari sanak keluarga Anda?
Seorang dokter ahli bedah mengucapkan, bahwa ia sudah menolong ratusan orang dari cengkraman maut, tetapi kenyataannya mereka meninggalkan rumah sakit begitu saja tanpa sepatah kata pun ucapan terima kasih.
Hal yang sama telah dialami oleh Tuhan Yesus dimana Ia menyembuhkan sepuluh orang penderita penyakit kusta, tetapi hanya satu saja yang balik untuk mengucapkan terima kasih kepadaNya. (Lukas 17:11-18)
Banyak orang berpikir, buat apa saya mengucapkan terima kasih, karena itu kan sudah tugas mereka disamping itu sudah dibayar. Bahkan ada 1001 macam alasan bisa diberikan untuk tidak mengucapkan terima kasih.
Tidak bisa dipungkiri menjelang akhir tahun ini akan banyak sekali hadiah maupun ucapan selamat Natal maupun Tahun baru akan kita terima, tetapi apakah kita akan punya waktu untuk balik mengucapkan
ucapan terima kasih ?
Tanyalah pada diri sendiri, apakah Anda pernah mengucapkan "terima kasih" kepada pembimbing agama atas khotbahnya?. Apakah kita pernah mengucapkan terima kasih kepada supir maupun pembantu kita?
Apakah kita pernah mengucapkan terima kasih kepada istri atau ortu kita yang hari ini memasak masakan yang enak untuk kita? Ini adalah sebuah hal kecil yang memiliki pengaruh besar dalam hubungan sosial antar sesama.
Pada umumnya orang mau mengucapkan terima kasih kepada orang yang lebih tinggi pangkat maupun derajatnya, tetapi merasa sungkan untuk mengucapkan terima kasih kepada orang yang lebih rendah tingkatnya
daripada kita.
Tetapi jangan lupa, hari ini kita berada diatas, namun tidak lama kita akan berada dibawah mereka, entah karena faktor materi, pensiun maupun faktor kesehatan, sebab akan tiba saatnya kita membutuhkan bantuan mereka.
Jangankan kepada sesama manusia kepada Sang Pencipta pun banyak manusia yang ogah untuk mengucapkan terima kasih, dengan alasan apakah "dosa" kalau saya tidak mengucapkan terima kasih kepada Sang Pencipta?
Bukankah sifat utama dari Sang Pencipta adalah kasih?. Ya wajarlah kalau DIA harus dan wajib mengasihi kita, kenapa kita harus mengucapkan terima kasih lagi kepada Nya.?
Tentu ini sesuatu yang tidak logis dan diterima dari sisi iman dan keyakinan, sebab DIA lah yang memberi nafas kehidupan, menjagai kita dari segala macam kejahatan bahkan karena Kasih-NYA yang besar (Joh 3: 16) melepaskan manusia dari dosa.
Mungkin terlalu naif jika dikatakan bila binatang seperti anjing dan kucing pun bisa mengucapkan terima kasih dengan caranya mereka. Tetapi sayangnya, manusia yang seyogiyanya jauh lebih pintar daripada binatang jika ternyata tidak mau dan tidak bisa mengucapkan terima kasih.
If you have nothing to be thankful for, make up your mind that there is something wrong with you alias go block bin gendheng
Di Belanda hampir di semua supermarket, para kasirnya diwajibkan
mengucapkan kata "Dank u wel" atau terima kasih. Begitu juga di Jepang maupun di Korea, saya sering melihat ada orang yang khusus bertugas hanya untuk mengucapkan "Arigatou Gozaimasu" di depan pintu tokonya.
Kembali kepada hal membangun budaya berterimakasih, dapat dilakukan dengan mengajarkan kepada anak-anak sejak usia dini, membiasakan mereka mengucap syukur dan terimakasih kepada Tuhan dan mereka yang lebih tua, juga sesamanya.
Kami akhiri tulisan ini dgn ucapan banyak terima kasih buat para Sobat atas kerelaannya dan waktu yang diberikan untuk membaca oret-oretan ini.
Akhirnya kami sampaikan Be careful for nothing; Be prayerful for everything and Be thankful for anything. Giving thanks is a course from which we never graduate!. Sekali lagi, Kamsiah-Mauliate-Bujur-Maturnuwun--Bonjour, Danke-Thank you. (MU-DMB).
|
|
|
|
|